Seiring dengan perkembangan jaman karena pengaruh teknologi, dunia pendidikan Indonesia sekarang ini mengalami tantangan luar biasa yang dikenal dengan tiga dosa besar pendidikan. Adapun tiga dosa besar itu meliputi perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi. Jika itu sampai terjadi maka dampak yang ditimbulkan sangatlah besar bukan hanya menghambat terwujudnya lingkungan belajar yang baik, tapi juga memberikan trauma yang dapat bertahan seumur hidup. Selain berdampak pada fisik, tiga dosa besar pendidikan juga akan berdampak pada psikis yang mempengaruhi perkembangan anak. Semakin dini anak mengalami kekerasan, maka akan semakin tinggi resiko terdampak dari kekerasan tersebut. Jika anak dibiarkan berada dalam situasi kekerasan, hal ini akan memberikan dampak yang serius terhadap masa depan dan perkembangan emosional, sosial, psikologis dan pendidikan mereka. Agar permasalahan tidak terjadi di lingkungan sekolah, khususnya di SDS Plus 2 Al-Muhajirin Purwakarta, sekolah merasa perlu berinovasi membuat sebuah model pengelolaan karakter yang bukan hanya menguatkan karakter tetapi juga mampu meningkatkan prestasi. Model ini pun harus mampu menutupi kelemahan penguatan karakter yang berdiri sendiri-sendiri serta dikerjakan sepihak seperti oleh sekolah saja, sehingga kurang optimal. Oleh karena itu dirumuskanlah METEOR, yaitu Model Integrasi (Intrakurikuler Kokurikuler Ekstrakurikuler) Pengelolaan Karakter untuk Meningkatkan Prestasi Sekolah yang mengintegrasikan semua kegiatan sekolah baik intrakurikuler kokurikuler maupun ektrakurikuler dengan melibatkan semua unsur sekolah, keluarga, dan masyarakat serta didukung oleh bantuan teknologi.
Dalam rangka mewujudkan program METEOR: Model Integrasi (Intrakurikuler, Kokurikuler dan Ekstrakurikuler) Pengelolaan Karakter untuk Meningkatkan Prestasi Sekolah, dilaksanakan :
Perencanaan Bersama dan Terpadu, dimana sekolah merancang kurikulum dan program kegiatan secara terpadu, bersama-sama guru dan orang tua sehingga saling melengkapi dan mendukung penguatan karakter
Pemetaan Potensi Peserta Didik yakni melakukan pemetaan terhadap minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik untuk menyesuaikan program intrakurikuler, kokurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler
Desain Kurikulum Terintegrasi yakni merancang kurikulum yang mengintegrasikan aspek akademik, pengembangan bakat, dan pembentukan karakter dalam kegiatan pembelajaran
Kolaborasi Guru-Siswa, dimana guru dan peserta didik bekerjasama dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan yang terintegrasi. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang partisipatif
Komunikasi dan Koordinasi yakni membangun komunikasi yang efektif dan koordinasi yang erat antara guru, konselor, dan penanggung jawab kegiatan ekstrakurikuler untuk menyatukan tujuan pembelajaran
Dukungan Kepala Sekolah yakni dukungan dari kepala sekolah untuk mengimplementasikan integrasi secara efektif antara lain pelatihan, membuat handbook guru dan siswa, dan reward guru.
Monitoring Evaluasi dan Refleksi, dimana sekolah melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk mengidentifikasi keberhasilan, tantangan, dan area perbaikan dalam implementasi integrasi
Selanjutnya dilaksanakan evaluasi sebagai upaya mengetahui tingkat keberhasilan model ini serta mencari solusi terbaik dari kendala yang dihadapi. Evaluasi dilakukan melalui pengamatan/Observasi, penilaian diri, penilaian teman, dengan menggunakan teknik penugasan, wawancara, pembuatan produk, atau melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Hasil dari evaluasi ini kami jadikan sebagai bahan dalam menyusun strategi untuk menentukan arah dan langkah lebih lanjut. Hasil evaluasi diberikan kepada peserta didik bersama orang tua dengan menggunakan Teknik SLC (Student Led Conference) yang tertuang dalam Rapor Karakter di setiap semester dan Ijazah Karakter di akhir jenjang. Semua kegiatan di atas dilaksanakan sebagai satu sistem yang satu sama lain terkait dan saling mendukung.
Teknologi digunakan untuk membantu mempermudah kepala sekolah, guru, orang tua, dan terutamanya siswa menilai dan mengembangkan diri secara terus menerus dan menghasilkan output berupa karakter siswa yang baik dan prestasi yang membanggakan. Feedback, masukkan dan saran dari orang tua dan pihak terkait menjadi langkah perbaikan secara terus menerus. Monitoring, evaluasi dan refleksi pelaksanaan METEOR dilakukan melalui perencanaan yakni menetapkan indikator keberhasilan, pengumpulan data, dan jadwal evaluasi yang jelas. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, angket, wawancara, dan analisis dokumen terkait pelaksanaan integrasi. Analisis dan Refleksi melalui analisis data yang terkumpul kemudian refleksi bersama pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan area perbaikan, serta melakukanevaluasi berkelanjutan yakni secara rutin melakukan evaluasi dan perbaikan program, baik melalui refleksi internal maupun umpan balik dari orang tua dan masyarakat. Hal ini memastikan implementasi tetap relevan dan efektif. Selanjutnya sekolah berusaha selalu menciptakan budaya sekolah yang positif dan kondusif, dengan melibatkan seluruh warga sekolah dalam membangun lingkungan belajar yang aman, kolaboratif, dan berorientasi pada pengembangan karakter dan prestasi.